Rabu, 05 Mei 2010

Motivasi dalam keperawatan

Menurut Abraham C. dan Shanley F (1997) motivasi perawat agar tetap bekerja di departemen kesehatan Inggris didasarkan pada hasil penelitian Barret (1988), yaitu:
1.Kepuasan dengan pekerjaan mereka
2.Suasana kerja yang baik
3.Dukungan manjerial yang baik
4.Tersedianya pendidikan berkelanjutan
5.Pengembangan profesionalisme.

Menurut Abraham C. dn Shanley F (1997), menyebutkan bahwa Mcdowell (1989) dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan, yaitu:
1.Kepuasan kerja
2.Pengembangan professional
3.Kondisi kerja yang baik
4.Tingkat penggajian

Menurut Hinshaw, dkk (1987) dalm penelitiannya di Amerika Serikat menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat yaitu:
1.pengurangan staf
2.status professional
3.kesenangan pada posisi yang dimiliki
4.kemampuan memberikan aspek yang berkualitas
5.kekohesifitasan kelompok
6.pengenalan terhadap keunikan perawat
7.kesempatan pertumbuhan profesional
8.pengendalian praktik keperawatan

PERAWAT

1.Definisi Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara.
Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan peruses penuaan (Harlley, 1997).
Perawat Profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (www.pustakaindonesia.or.id).
Sedangkan menurut international Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.

2.Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :

a.Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

b.Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c.Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d.Koordinator
peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.

e.Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

f.Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g.Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

3.Fungsi Perawat
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

a.Fungsi Independent
Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

b.Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

c.Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.

4.Tugas Perawat
Tugas perawat dalam menjalankan peran nya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah:

a.Mengumpulkan Data
b.Menganalisis dan mengintrepetasi data
c.Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
d.Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi KDM.
e.Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan
f.Menilai tingkat pencapaian tujuan.
g.Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan
h.Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
i.Mencatat data dalam proses keperawatan
j.Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan
k.mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan
l.membuat usulan rencana penelitian keperawatan
m.menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan.
n.Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan
o.Membuat rencana penyuluhan kesehatan
p.Melaksanakan penyuluhan kesehatan
q.Mengevaluasi penyuluhan kesehatan
r.Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
s.Menciptakan komunikasi yang efektis baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain.

MOTIVASI


1. Definisi Motivasi

Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Stoner & Freeman, 1995)

Motivasi itu mempunyai arti dorongan berasal dari bahasa latin movere yang berarti mendorong / menggerak (Widayatun, 1999)

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Ngalim Purwanto, 2000)

Motivai adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2002)

Motivasi adalah suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar (H. Hadari Nawawi, 2003)

Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (T. Hani Handoko, 2003)

Motivasi adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang di kehendaki (Henri Simamora, 2004)

2. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

a. Faktor Ektrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berasal dari luar yang mempengaruh orang atau lingkungan. faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sarana / Fasilitas

Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan fungsi kemunduran. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam pencapaian maksud dan tujuan (Depdikbud, 1999).

2) Imbalan

Imbalan merupakan upah sebagai jasa (honorarium) atau balasan berupa pujian dan sebagainya atas tindakan yang telah dilakukan (Depdikbud, 1999).

3) Sosial dan budaya

Manusia adalah mahkluk biopsikososial kulturaldan spiritual. Manusia sebagai mahkluk sosial dikatakan bahwa sejak lahir manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, saling membutuhkan dan saling ketergantungan, perlu sosialisasi, bergaul dan bekerjasama dengan manusia lain dalam lingkungannya

b. Faktor Intrinsik

Motivasi instrinsik kerja perawat adalah respons perawat yang berhubungan dengan kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan membuat kehidupan pasien menjadi berbeda (Fletcher, 2001). Menurut Herzberg bahwa factor intrinsic kerja meliputi: otonomi, status professional, tuntutan tugas, hubungan interpersonal, interaksi dan gaji / upah. Berikut penjelasannya:

1) Otonomi

Otonomi adalah kebebasan untuk memilih tindakan tanpa kendali dari luar. Otonomi adalah salah satu komponen yang penting dari disiplin professional yaitu penetapan mekanisme untuk pengaturan sendiri dan penyelenggaraan mandiri (Susilowati, 2002). Definisi lain mengatakan bahwa otonomy merupakan kebebasan seseorang dalam melakukan tindakan yang akan dilakukan dan kemampuan dalam mengatasi masalah yang ada. Dalam dunia pekerjaan autonomy diartikan sebagai pekerjaan seseorang yang dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja (Gindaba, 1997).

2) Status Profesional

Status profesional adalah perasaan merawat secara umum dalam meningkatkan keterampilan profesional, kegunaan pekerjaan, status pekerjaan dan harga diri terhadap profesi keperawatan (Ghale, 1998) Menurut Maslow dan Herzberg mengatakan bahwa meningkatnya harga diri atau status individu akan meningkatkan kebutuhan psikologis sehingga kepuasan menjadi meningkat.

3) Tuntutan Tugas

Menurut Slavitt tuntutan tugas adalah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan pekerjaan dan kemampuan yang merupakan tanggung jawab dan kewajibannya atau segala macam tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan sebagai bagian regular dari pekerjaan (Iskandar, 2001).

Timulty mengatakan bahwa rendahnya kemampuan dalam mengelola tugas yang diberikan akan berdampak pada ketidakpuasan. Penyebabnya karena tidak mampu mengatur waktu dengan baik sehingga waktu utnuk ke pasien berkurang dan kurangnya waktu untuk berdiskusi tentang permasalahan manajemen dengan manajer perawat (Fletcher, 2001).

4) Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah kebutuhan akan kerjasama secara timbale balik antara perawat dengan atasan, teman sekerja, tim kesehatan lain dan pasien. Makin baik hubungan interpersonal seseorang maka makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya dan makin cermat mempersepsikan tentang orang lain dan diri sendiri, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung antara komunikan (Rakhmat, 2000).

Menurut Arnold P. Goldstein (1975), ada 3 prinsip metode peningkatan hubungan yaitu: makin baik hubungan interpersonal maka:

a) Makin terbuka seseorang mengungkapkan perasaannya,

b) Makin cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam beserta penolongnya (perawat),

c) Makin cenderung ia mendengar dengan penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.

5) Interaksi

Interaksi merupakan kesempatan dan kemampuan individu dalam melakukan percakapan baik formal maupun informal selama bekerja. Interaksi diperlukan untuk selalu melakukan tindakan dengan benar. Interaksi yang dilakukan dengan benar dapat :

a) Menurunkan konflik antara tenaga kesehatan

b) Meningkatkan partisipasi, dan

c) Meningkatkan keterampilan.

6) Gaji / Upah

Upah adalah pembayaran dalam bentuk barang atau uang dan keuntungan – keuntungan yang diterima oleh individu karena telah bekerja sesuai dengan pekerjaannya

3. Teori Tentang Motivasi

a. Teori Insentif

Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena insentif yang akan dia dapatkan.

b. Dorongan Bilogis

Yaitu dorongan fitra atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.

c. Teori Hirarki Kebutuhan

Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuha Maskow. Teori ini menyajikan alas an lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

d. Takut Kehilangan vs Kepuasan

Teori ini mengatakan bahwa pada dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kepuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki.

e. Kejelasan Tujuan

Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

4. Fungsi Motivasi

a. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

b. Mendorong manusia untuk berbuat , jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupaka motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

5. Ciri – Ciri Motivasi

a. Tekun menghadap tugas (dapat bekerja terus dalam waktu yang lama).

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan.

c. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah untuk dewasa.

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Tidak cepat bosan pada tugas yang rutin.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak mudah melepas hal yang diyakini.

h. Senang mencari dan memecahkan soal – soal.

6. Cara Meningkatkan Motivasi

a. Dengan teknik verbal

1) Berbicara untuk membangkitkan semangat

2) Pendekatan pribadi

3) Diskusi dan sebagainya.

b. Teknik tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan)

c. Teknik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada .

d. Supertisi (kepercayaan akan sesuatu secara logis, namun membawa keberuntungan)

e. Citra / image yaitu dengan immagenasi atau daya chayal yang tinggi maka individu termotivasi.

7. Proses Terbentuknya Motivasi

Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera beraktifitas segera mencapai tujuan.motivasi sebagai motor penggerak maka bahan bakarnya adalah kebutuhan atau Need itu tadi.

Formulasi Teori Prilaku Lingkaran

Tujuan

Kebutuhan

kepuasan


8. Jenis Motivator

Menurut Abraham C dan Shanley F (1997), jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus / hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam bekerja.